Minggu, 27 November 2011

“MYERS-BRIGGS TYPE THEORY” ( Bimbingan dan Konseling)


A.    Pencetus Teori
Isabel Briggs Myers (18 Oktober 1897 - 5 Mei 1980) adalah seorang ahli teori psikologis Amerika yang diteliti teori kepribadian dengan ibunya, Katharine Cook Briggs (1875 - 1968). Minat Katharine dalam teori kepribadian lahir ketika dia membaca sebuah buku oleh Carl G. Jung pada tahun 1923. Katharine menyampaikan temuannya dengan Isabel dan bersama-sama mereka menciptakan inventarisasi. Mereka berdua memiliki hasrat untuk memahami pembangunan manusia dan keinginan untuk membuat teori kepribadian yang diakses oleh semua orang dengan cara yang praktis. Dia adalah co-pencipta, dengan ibunya, dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).
Dia home schooling oleh ibunya (Katharine Cook Briggs, 3 Januari 1875 - 1968) dan melanjutkan untuk mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu politik dari Swarthmore College. Pada tahun 1918 ia menikah dengan Clarence Myers. Katharine Briggs membaca Carl Jung buku ', Psikologis Jenis dan direkomendasikan untuk Isabel Myers, ibu dan anak kemudian merumuskan MBTI bersama-sama. Kemudian dalam kehidupan, Myers berkolaborasi dengan Maria Mc Caulley untuk melakukan uji penelitian dan dari MBTI. Myers menulis sebuah novel misteri memenangkan hadiah-, Pembunuhan Namun untuk Ayo, pada tahun 1929, dengan menggunakan ide tipologi. Pada tahun 1934 ia menerbitkan sebuah novel kedua, Berikan Aku Kematian ( Frederick A. Stokes Co, New York), sebuah misteri pembunuhan yang berkisah catatan dari bunuh diri seharusnya putrinya, di mana ia mengaku strain darah Negro, menyarankan dia untuk melupakan dia pernah berpikir tentang pernikahan, dan meminta maaf atas penghinaan ia telah membawa pada dirinya. Dialog dalam buku berkenaan dengan "kemustahilan" dari perkawinan antar-ras .
B.     Latar Belakang Munculnya Teori
Mengenal tipe kepribadian adalah sebuah alat yang mempunyai cukup banyak kegunaan. Dengan ini, kita dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik dan lebih mengenal diri kita sendiri. Dari  ini kita juga dapat mengetahui pasangan yang natural dan karir yang cocok. Carl G. Jung pertama kali mengembangkan teori bahwa setiap individu mempunyai tipe psikologis. Dia percaya bahwa ada dua macam fungsi dasar yang digunakan manusia dalam kehidupan mereka, yaitu bagaimana kita menerima informasi (melalui Indera kita atau Intuisi kita) dan bagaimana kita memutuskan sesuatu (memakai Logika Objektif atau Perasaan Subjektif). Jung juga menegaskan bahwa fungsi dominan manusia ada yang "Ekstrovert" dan ada yang "Introvert". Katharine Briggs lalu bekerja secara diam-diam dan mengembangkan teori Jung lebih lanjut. Tapi putrinya, Isabel yang lebih berhasil mengembangkan teori tersebut. Dia mampu menemukan fungsi lain yang belum didefinisikan oleh Jung yaitu Menilai atau Memantau. Teori ini lalu menyimpulkan bahwa setiap individu mempunyai empat macam modus utama untuk beroperasi:
1.      Aliran energi kita, mendefinisikan dari mana kita mendapat energi atau stimulasi. Apakah dari luar (Extraverted) atau dari dalam (Introverted)?
2.      Bagaimana cara kita menerima informasi, merujuk pada cara kita berinteraksi terhadap suatu informasi. Apakah dengan kelima indra (Sensing) atau dengan intuisi (Intuitive)?
3.      Bagaimana cara kita memutuskan sesuatu, merujuk pada cara bagaimana kita memilih sesuatu. Apakah didasarkan logika (Thinking) atau perasaan (Feeling)?
4.      Gaya hidup sehari-hari, adalah teori yang dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers yang sebelumnya tidak terdefinisikan oleh Carl Jung. Apakah kita lebih suka terorganisir, terencana, dan lebih terjadwal (Judging) atau lebih suka fleksibel, lebih nyaman dan terbuka, dan lingkungan santai (Perceiving).

C.     Inti Teori
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah suatu inventarisasi laporan-diri dengan pilihan terikat yang didasarkan pada teori jenis dari Jung. Sejak perkembangannya di tahun 1920-an, instrument ini telah menjalani bebrapa kali revisi dan reliabilitas serta validitasnya sudah terbukti. C.G. Jung, seorang psikiater dari Swiss, mengembangkan suatu teori yang menjelaskan kesamaan dan perbedaan kepribadian dengan cara mengindetifikasi cara yang lebih disukai seseorang untuk memahami dan memanfaatkan data dari dunia di sekitar mereka. Jung menyatakan bahwa seseorang harus melakukan sesuatu dengan berbagai cara sesuai dengan keadaannya. Meskipun ada adaptasi situasional ini, setiap orang akan cenderung mengembangkan pola yang menyenangkan, dan mengatur perilaku dalam cara tertentu yang dapat diperkirakan. Jung menggunakan kata “jenis” untuk mengindetifikasi gaya setiap kepribadian tersebut.
Katherine Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers, merasa yakin bahwa teori Jung dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman manusia (Myers, 1980). Mereka mengembangkan suatu instrument berdasarkan teori Jung yang memungkinkan seseorang mempelajari jenis perilakunya sendiri sehingga dapat memahami dirinya sendiri dengan lebih baik berkaitan dengan cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Intrumen itu menggunakan pertanyaan dengan pilihan terikat dan pasangan kata seperti yang diperlihatkan berikut ini

Extraversion (E)                                                                                  Introversion(I)
Sensing (S)                                                                                          Intuition (N)
Thinking (T)                                                                                        Feeling (F)
Judgment (J)                                                                                       Perception (P)

Pilihan atau dimensi Dikotomi dari Myers-Briggs

1.      Extraversion-Introversion (EI) mencerminkan suatu orientasi terhadap dunia luar manusia dan benda ataupun dunia-dalam yang berupa konsep dan ide. Dimensi ini memperlihatkan sampai sejauh mana perilaku kita ditentukan oleh sikap kita terhadap dunia. Jung menemukan istilah dari bahasa Latin yang berarti berpaling kea rah luar (extraversion) atau berpaling kea rah dalam ( introversion). Jung mengatakan bahwa ekstravet dapat bekerja dengan nyaman dan sukses jika berinteraksi dengan hal-hal di luar diri mereka, seperti orang lain, pengalaman, dan situasi. Ekstravet suka mengklarifikasi pikiran dan idenya dengan cara berbicara dan berbuat. Mereka yang merasa lebih nyaman bekerja dengan cara ekstravet akan berpikir dengan keras. Introvert, sebaliknya, lebih tertarik dengan dunia di dalam pikiran, hati, dan jiwa mereka. Introvert suka merumuskan ide dan tindakan, memikirkannyan sampai hal itu menjadi lebih bermakna dengan cara introvert seringkali bijaksana, suka berpikir, dan lambat dalam bertindak karena mereka memerlukan waktu untuk menafsirkan pikiran internal ke dunia eksternal. Introvert merumuskan pikiran mereka dengan baik sebelum bersedia membaginya dengan orang lain.
2.      Sensing- iNtuition (SN) menjelaskan persepsi sebagai suatu yang langsung datang dari pancaindra atau secara tidak langsung dari bawah sadar. Dimensi ini menjelaskan bagaimana orang memahami apa yang sedang dialami. Orang yang masuk dalam katagori penginderaan ini memandang dunia melalui indra mereka-penglihatan, pendengaran, sentuhan, pengecapan, dan penciuman. Mereka mengobservasi apa yang nyata, apa yang factual, dan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan melihat (atau pengalaman penginderaan lainnya) baru dapat dipercaya. Fungsi penginderaan ini memungkinkan seseorang untuk mengobservasi dengan seksama, mengumpulkan fakta, dan berfokus pada tindakan yang praktis. Sebaliknya, mereka yang dikaitkan dengan katagori intuisi cenderung membaca secara tersirat dari yang tertulis, berfokus pada makna, dan memperhatikan apa yang ada dan apa yang akan terjadi. Orang yang intuitif memandang dunia berdasarkan kemungkinan dan hubungan dan sadar akan seluk-beluk bahasa tubuh dan nada suara. Jenis persepsi ini menyebabkan mereka mengkaji masalah dan permasalahan yang ada melalui cara yang kreatif dan orisinil.
3.      Thinking-Feeling (TF) adalah pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan keputusan melalui proses yang tidak pribadi, logis, atau subjektif. Para pemikir menganalisis informasi, data, situasi, dan manusia serta membuat keputusan berdasarkan logika. Mereka berhati-hati dan lambat dalam menganalisis data karena keakuratan dan kesuksesan penting bagi mereka. Mereka yakin akan objektivitas dan juga pada perkiraan yang logis dan argument yang rasional. Para pemikir menjelajahi dan menimbang semua alternative, dan keputusan akhir didapat tanpa emosi dan dengan hati-hati. Didalam dimensi perasaan, sebaliknya, pendekatan terhadap pembuatan keputusan adalah melaui perspektif yang subjektif, perseptif, empatik, dan emosional. Orang yang perasa mencari-cari pengaruh suatu keputusan atas diri mereka dan orang lain. Mereka mempertimbangkan alternative yang ada dan menguji bukti untuk membentuk suatu resksi dan komitmen pribadi. Mereka yakin bahwa yang kompleks dan tidak semuanya objektif. Bukti tidak langsung menjadi luar biasa penting, dan mereka memandang dunia sebagai warna abu-abu bukan hitam dan putih.
4.      Judging -Perceiving (JP). Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.
Jung mengatakan bahwa setiap orang memang memakai persepsi-persepsi yang berlawanan ini sampai serajat tertentu dalam masing-masing dimensi (EI, SN, TF) saat menghadapi seseorang atau sebuah situasi, tetapi mereka cenderung memiliki satu kesukaan akan satu cara dalam memandang dunia. Mereka menjadi lebih terampil dalam membuat keputusan dengan cara berpikir atau merasakan dan dapat berfungsi sebagi seorang ekstravet di satu waktu dan sebagai seorang introvert di waktu lain, tetapi mereka cenderung mengembangkan pola yang paling khas dan paling nyaman.
Selain dimensi-dimensi Jung, Myers dan Briggs mengembangkan satu dimensi lain yang mereka sebut sebagai Judgement-Perception (JP). Dengan dimensi ini seseorang dapat sampai apa suatu kesimpulan tentang sesuatu atau menjadi awas akan sesuatu. Setiap orang memiliki kesukaannya sendiri akan fungsi yang bersifat menghakimi ataupun fungsi yang perspektif. Hasrat untuk mengatur dan mengakhiri keadaan-keadaan dalam kehidupan disebut judgement, dan hasrat untuk berpikiran terbuka dan memahami disebut perception.
Dengan menggabungkan dimensi yang berlainan, Myers dan Briggs mengidentifikasi 16 jenis kepribadian yang berbeda, setiap kepribadian dengan kelebihan dan minatnya sendiri.

Myers-Briggs Types


Myers-Briggs Types

Dengan penjelasan sebagai berikut:
1.      ESTJ (extroverted thinking with sensing):  Berpikir yang ekstrovet dengan dibantu oleh pegindera.
Mereka adalah pasangan yang bertanggung jawab, orang tua yang baik dan pekerja yang loyal. Mereka bersifat realistis, membumi, rapid an menyenangi tradisi yang berlalu.
2.      ENTJ (extroverted thinking with intuiting) :  Berpikir yang ekstrovet dengan dibantu oleh intuitif.
Tipe ini adalah orang yang suka dirumah dan berkumpul bersama keluarga. Merteka menyenangi organisasi dan struktur yang tertata. Tipe ini sangat cocok untuk eksekutif perusahaan dan administrator.
3.      ISTP (introverted thinking with sensing):  Berpikir  yang  introvet  dengan  dibantu oleh pegindera.
Orang ini menyenangi tindakan, tidak memiliki rasa takut dan selalu ingin gembira. Mereka akan sangat impulsive dan berbahaya kalau dihentikan. Mereka menyenangi perkakas, alat-alat dan senjata, dan biasanya cocok menjadi ahli teknik. Mereka tidak senang berkomunikasi dan kerap didiagnosis sebagi orang yang hiperaktif. Biasanya orang ini tidak terlalu pintar di sekolah.
4.      INTP (introverted thinking with intuiting):  Berpikir  yang  introvert  dengan  dibantu oleh intuitif.
Orang ini dapat dipercaya, selalu berpikir masak-masak, dan pemaaf serta sangat mencintai buku. Mereka cenderunga sangat hemat dengan bahasa yang dipakai, menyenangi logika dan matematika. Mereka cocok jadi filosof atau ilmuwan teoritis, tapi tidak tepat jadi penulis atau sales.
5.      ESFJ (extroverted feeling with sensing):  Perasa  yang  ekstrovet  dengan  dibantu oleh pegindera.
Tipe ini adalah orang yang menyukai harmoni. Mereka bisa tegas untuk menyatakan ya atau tidak. Mereka cenderung tergantung, terutama pada orang tua dan kemudian pada keluarga. Mereka mengabdikan hati dan hidupnya untuk orang lain.
6.      ENFJ (extroverted feeling with intuiting):  Perasa  yang  ekstrovet  dengan  dibantu oleh intuitif.
Tipe orang ini adalah suka bicara. Mereka cenderung melebih-lebihkan kawannya. Mereka akan menjadi orang tua yang baik, tapi cenderung membiarkan diri mereka dimanfaatkan orang lain. Mereka cocok sebagai ahli terapi, guru, eksekutif perusahaan, dan sales.
7.      ISFP (introverted feeling with sensing):  Perasa  yang  introvet  dengan  dibantu oleh pegindera.
Mereka ini orang yang pemalu dan ceapat lelah, tidak suka bicara tapi senang pekerjaan fisik,. Mereka cocok jadi pelukis, pematung, composer dan penari-seni secara umum- dan mereka mencintai alam. Mereka ini tidak terllau peduli dengan komitmen.
8.      INFP (introverted feeling with intuiting) :  Perasa  yang  introvet  dengan  dibantu oleh intuitif.
Mereka ini adalah orang-orang idealis, mau mengorbankan dirinya, sangat dingin, dan mampu menahan diri. Mereka lebih mementingkan keluarga, tapi dengan cara yang santai. Anda aka menenmukan mereka berkiprah di dalam psikolog, arsitektur, agama, tapi tidak dalam bisnis. Myers dan Jung mengagumi orang dengan tipe ini, mungkin karena Myers dan Jung adalah orang-orang dengan tipe ini.
9.      ESTP (extroverted sensing with thinking):  Pegindera  yang  ekstrovet  dengan dibantu oleh berpikir.
Tipe ini adalah orang yang berorientasi pada tindakan, kadang canggih, kadang sembrono- Seperti James Bond. Sebagai pasangan, orang ini sangat menyenangkan dan hangat, tapi mereka lemah pada soal komitmen. Mereka dapat menjadi pengusaha atau artis yang baik.
10.  ESFP (extroverted sensing with feeling):  Pegindera  yang  ekstrove t  dengan dibantu oleh perasa.
Orang ini bersifat impulsive, mereka tidak tahan dengan kecemasan. Mereka cocok sebagai sosok yang tampil ke depan karena sangat menyenangi public relations dan sangat senang dengan telepon. Mereka tidak akan pernah menyenangi hal-hal akademis, terutama sains.
11.  ISTJ (introverted sensing with thinking) :  Pegindera yang  introvet dengan dibantu oleh berpikir.
Mereka ini adalah tulang punggung kekuatan. Mereka sering berusaha mengubah pasangan atau orang lain. Mereka cocok menjadi praktisi bank, auditor, akuntan, analisis pajak, pengawas perpustakaan dan rumah sakit, pebisnis, dan sebagainya.
12.  ISFJ ( introverted sensing with feeling) :  Pegindera yang  introvet dengan dibantu oleh perasa.
Orang ini senang melayani dan pekerja keras. Mereka tidak menyenangi waktu luang dan akan berusaha mencari-cari masalah kalau tidak ada yang akan dikerjakan, mereka cocok jadi perawat, guru, sekretaris, pustakawan, manajer menengah dan ibu rumah tangga.
13.  ENTP (extroverted intuiting with thinking) :  Intuitif  yang  ekstrovet  dengan dibantu oleh berpikir.
Tipe ini adalah orang yang hidup dan bersemangat, tidak cuek dan tidak pula rapi. Sebagai pasanagan, mereka sedikit tidak menyenangkan, khususnya secara ekonomi. Mereka cocok menjadi analisis dan entertainer. Mereka juga cenderung ingin mengedepankan diri.
14.  ENFP (extroverted intuiting with feeling) :  Intuitif  yang  ekstrovet  dengan  dibantu oleh perasa.
Tipe orang ini suka hal-hal baru dan kejutan. Mereka sangat dikuasai perasaan dan ekspresi. Mereka sangat peka dengan perubahan tubuh dan punya kesadaran diri yang baik. Mereka cocok jadi sales, politisi dan actor.
15.  INTJ (introverted intuiting with thinking):  Intuitif  yang  introvet  dengan  dibantu oleh berpikir.
Ini adalah tipe yang paling independen disbanding tipe-tipe yang lain. Mereka menyenangi logika dan gagasan baru serta mau terjun ke dalam penelitian ilmiah. Tapi tidak jarang pula diantara mereka yang cenderung jadi orang yang picik.
16.  INFJ (introverted intuiting with feeling):  Intuitif  yang  introvet  dengan  dibantu oleh perasa.
Tipe ini adalah pelajar dan pekerja serius yang benar-benar ingin punya andil. Mereka suka menyendiri dan mudah tersinggung. Mereka bisa menjadi pasangan yang baik dan secara fisik sangat menyenangkan. Mereka dianggap mampu memahami aspek kejiwaan orang lain. Mereka dapat menjadi terapis, pengabdi masyarakat, dan menteri yang baik.
Myers-Briggs Type Indicator dapat berguna bagi pendidik untuk memahami banyaknya ragam cara yang dapat dilakukan peserta didik untuk merasakan dan menilai informasi saat belajar. Lebih dijelaskan dibanwah ini:

Myers-Briggs Types. Contoh pembelajaran
Extravet
v  Suka kerja kelompok
v  Tidak suka pembelajaran yang lambat
v  Suka bertindak dan menjalani sesuatu untuk belajar
v  Menyampaikan pendapat tanpa diminta
v  Mengajukan pertanyaan untuk memeriksa harapan pendidik
Introvert
v  Suka tempat tenang
v  Tidak suka gangguan
v  Suka pembelajaran yang berkaitan dengan pendapat, ide
v  Menyampaikan pendapat hanya jika ditanya
v  Mengajukan pertanyaan untuk memahami kegiatan belajar
Sensing
v  Praktis
v  Realistis
v  Observant
v  Belajar dengan urutan rincian yang teratur
Intuitition
v  Selalu suka sesuatu yang baru
v  Imajinatif
v  Melihat kemungkinan-kemungkinan
v  Lebih suka konsep keseluruhan versus rincian
Thinking
v  Kebutuhannya rendah akan keharmonisan
v  Lebih tertarik pad aide dan benda daripada manusia
v  adil
Feeling
v  Menghargai keharmonisan
v  Lebih tertarik pada manusia daripada benda atau ide
v  Simpatik
v  menerima
Judgment
v  Terorganisir
v  Metodis
v  Orientasi pekerjaan
v  Mengendalikan lingkungan
Perception
v  Berakhiran-terbuka
v  Fleksibel
v  Orientasi bermain
v  Menyesuaikan dengan lingkungan

Kesukaan ini dapat diperlihatkan dalam cara mengajar pendidik yang didasarkan pada cara belajar peserta didik. Pendidik yang logis dan teliti (sensing-thinking) mungkin akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan seseorang peserta didik yang lebih berorientasi holistic (intuitif-feeling). Apa yang mereka hargai dan yakini sebagai sesuatu yang paling penting untuk dipelajari mungkin berbeda dan dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik (Bargar & Hoover, 1984), kecuali pendidik menyadari hal ini dan  menyesuaikan pengajaran dengan gaya peserta didik. Peserta didik sensing-thinking lebih menyukai gaya yang memberikan tekanan pada pengalaman yang ada, demonstrasi, dan penerapan konsep, sementara peserta didik intuitive-thinking lebih suka penekanan pada permasalahan teoritis sebelum mereka berkonsentrasi pada penerapan praktis.





D.    Keunggulan dan Kelemahan
Keunggulan teori Myers-Briggs
a)      Dirancang untuk mengimplementasikan teori; jadi teori (Jung) harus dimengerti untuk memahami MBTI.
b)      Berdasarkan teori, ada dinamika hubungan yang khusus antar skala, yang kemudian akan mengantar penjelasan tentang 16 tipe karakteristik kepribadian.
c)      Deskripsi tipe-tipe ini dan teorinya sebenarnya dapat dijelaskan dalam kerangka perkembangan manusia seumur hidupnya.
d)     Skala ini memperhatikan fungsi dasar manusia yaitu persepsi dan judgment yang selalu ada di perilaku manusia, sehingga sangat bermanfaat untuk digunakan dalam hidup sehari-hari.
e)      Hasil dari MBTI tidak bersifat menilai sehingga tidak ada yang baik dan buruk.
Kelemahan teori Myers-Briggs
a)      Teori Myers-Briggs kurang memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga akan mempengaruhi hasil tes MBTI
b)      Walaupun teori ini bertahan lama namun validitas dari tes MBTI masih perlu dipertanyakan
c)      Hasil dari tes MBTI bersifat statis, hanya berorientasi pada hasil dari tes MBTI.


2 komentar: